Minggu, 14 Maret 2010

Tugas E - Commerce 2


Types of Stores and Malls

1. Berdasarkan Pemiliknya:
Pemilik toko online ada yang berupa:

  • perusahaan
  • kelompok, keluarga
  • perorangan

Toko online yang dimiliki oleh perusahaan atau kelompok cenderung memiliki pembagian fungsi yang lebih jelas untuk setiap pengelolanya. Ada yang bertugas sebagai pengelola tampilan, marketing, pelayanan pelanggan, keamanan, dll. Hal ini memang dilakukan untuk mengantisipasi sifat transaksi yang juga lebih besar. Sedangkan toko online milik pribadi tentu saja lebih sederhana. Mulai dari memasukkan data barang dagangan, pelayanan pelanggan, marketing, pengelola persediaan dll dilakukan sendiri. Bisa dibayangkan capeknya. Tapi apabila capek karena banyak pesanan, tidak masalah. Nanti apabila sudah maju, bisa meminta bantuan teman atau pasangan untuk membantu. Bahkan mungkin lama-lama bisa membayar karyawan sendiri. Kalau tidak salah, dulu manetvision.com juga diawali dari yang seperti ini.

2. Berdasarkan Produk yang Dijual:
Produk yang dijual di toko online sangat bervariasi. Tidak ada batasan untuk menjual sesuatu. Sama halnya dengan toko offline. Untuk kali ini, saya bagi kepada dua jenis toko online berdasarkan produk yang dijual:

  • Barang atau Jasa. Contoh produk barang: baju, kue, buku, dll. Contoh produk jasa: Jasa Translator, jasa pemasangan iklan, jasa konsultasi, dsb. Walau memang tempat menjual produk jasa ini rasanya sedikit janggal jika disebut ‘toko’.
  • Kepemilikan. Barang yang dijual merupakan produk sendiri, misalnya kita memiliki/membeli sebuah produk untuk kita pasarkan lewat toko online kita. Selain itu, ada juga toko online yang menjual barang milik orang lain. Biasanya, ini dilakukan dalam program afiliasi. Contoh toko yang menjual produk melalui program afiliasi adalah toko-toko online yang memakai script dari AoM, yang menjual produk-produk Amazon. Kalau mau belajar lebih lanjut tentang AoM, silahkan mampir ke waroengbetawi.

3. Berdasarkan Harga Pembuatannya:

  • Gratis. Saat ini, akses kepada cara-cara membuat toko online semakin banyak. Berbagai buku, e-book, software telah diciptakan untuk meningkatkan kemudahan dalam memiliki toko online. Sehingga tidak jarang ada toko online yang biaya pembuatannya gratis. Contohnya adalah dengan menggunakan plaftorm blog gratis, menggunakan domain dan hosting gratis, menggunakan script os-commerce di fantastico, dll.
  • Toko online berbayar . Harganya dari ratusan ribu bahkan sampai belasan juta rupiah, memiliki keunggulan desainnya lebih unik dan personality, tidak mudah ditiru. Sehingga kesan profesionalnya lebih terjaga. Biasanya, seorang pengusaha akan membayar web designer untuk mengerjakan toko online berbayar ini. Toko online berbayar biasanya memiliki sistem transaksi yang sangat menyesuaikan dengan keinginan pemiliknya. Berbeda dengan toko online gratis yang harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh pembuat script. Bedanya lagi, toko online yang dibuat dengan bayaran biasanya menyediakan jasa pelayanan pelanggan pasca pembelian. Hal ini penting untuk Anda yang baru membuka usaha online Anda. Agar tidak terlalu terhambat dengan fitur-fitur yang baru Anda kenal pada toko online Anda. Contoh: gramedia, topbgt.com.bhinneka.

4. Berdasarkan Kegiatan yang Bisa Dilakukan:

  • Sekedar menampilkan barang. Biasanya toko online ini menggunakan plaftorm blog seperti blogspot.com dan Multipy. Contohnya adalah: mbut5. Pada toko online jenis ini, yang paling utama adalah adanya pelayanan pelanggan yang selalu aktif dan responsif, apabila ada pengunjung yang menanyakan tentang produk yang dijual. Maklum saja, pengunjung tidak bisa mandiri berbelanja. Toko online jenis ini bisa diibaratkan sebuah counter. Pengunjung boleh melihat-lihat barang yang dijual sesuka hati. Ketika ada produk yang memikat, pengunjung akan menanyakan perihal barang tersebut kepada penjaga counter, dan bisa berlanjut ke transaksi. Tetapi tidak ada fasilitas yang berfungsi seperti keranjang belanjaan dan kasir.
  • Bisa berbelanja di toko online tersebut. Jika diibaratkan, minimal toko online ini sudah hampir seperti toko swalayan. Pengunjung bisa melihat produk, memilihnya, memasukkannya ke keranjang belanja dan menghitungnya di kasir. Namun yang membedakan adalah pembayaran dilakukan di luar toko online ini. Biasanya dengan cara COD (Cash on Delivery atau pembayaran saat barang diterima pembeli) ataupun transfer via rekening bank. Contohnya adalah toko online yang kami sediakan. Klik di sini untuk melihat langsung.
  • Bisa langsung melakukan pembayaran. Nah ini contoh toko online yang memang bisa dibandingkan dengan toko swalayan. Pembeli bisa melihat, memilih, memasukkan ke keranjang belanja, dan membayar produk yang dibeli langsung di toko online ini. Pembayarannya biasanya mulai dari COD sampai menggunakan payment gateway (jasa perantara pembayaran) seperti PayPal, ClickBank, eGold, kartu kredit, dll. Bagus sekali, karena memang telah memenuhi syarat sebuah toko. Kelemahan yang mungkin terjadi adalah masalah ‘keamanan’ dan cara transaksi yang lebih ribet dibanding jenis toko online sebelumnya. Nah untuk contoh di Indonesia, saya malah belum nemu :-) mungkin ada yang mau kasih info?
  • Lain-lain. Misalnya pembeli bisa membandingkan produk, pembeli bisa mendapatkan versi trial, penjual bisa melihat statistik penjualannya secara otomatis, dan sebagainya. Ini hanya sebagai fitur tambahan, yang dibutuhkan atau tidaknya masih relatif.

5. Berdasarkan Domain Induknya:

  • Sub domain (atau di bawahnya lagi). Misalnya toko online yang dibuat dengan hosting dari blogger.com, indonetwork , topklik, dan ebay-indonesia. Biasanya biayanya gratis. Bisa diibaratkan seperti kios-kios di dalam sebuah mall. Contohnya adalah mely. Yang menarik adalah, jika ‘mall’ yang ditempati memang ramai, maka ‘kios-kios’ ini bisa ikutan ramai. Coba saja lihat yang bertaraf internasional: alibaba. Saat ini, alibaba merupakan salah satu ‘mall’ yang paling ramai di dunia!
  • Domain. Misalnya: soraya batik Positifnya adalah, toko ini terkesan lebih profesional. Yah, profesionalisme masuk hitungan penting dalam bisnis. Diibaratkan toko online ini adalah toko yang mandiri, seperti toko-toko di pinggir jalan. Pengunjung juga lebih gampang mengingat nama toko online ini, karena biasanya namanya lebih singkat dan unik dibandingkan toko online yang sub domain.

6. Berdasarkan Target Pasarnya:
Target pasar sangat penting diputuskan sebelum kita memiliki toko online. Siapa yang mau dijadikan sasaran? Jika sasaran Anda adalah orang Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia pada toko online Anda, dengan cara-cara transaksi yang “Indonesia banget”. Hindari sistem pembayaran yang ‘terlalu asing’, seperti ClickBank. Jika sasaran Anda adalah wanita, gunakanlah desain web yang girly atau keibuan (hindari desain gelap, tentu saja). Dan jika sasaran Anda adalah orang-orang suku pedalaman…. sebaiknya Anda tidak usah buka toko online saja dulu. Karena di Indonesia, internet belum sampai di pedalaman ^_^ .

7. Berdasarkan Nasib Toko Online-nya
Nah ini kategori yang lebih iseng lagi ^_^, tapi SANGAT PENTING!
Niat kita membuka toko online tentu saja agar dagangan jadi lebih laku. Entah toko online untuk menunjang toko offline, atau memang 100% online, intinya kita mau penjualan meningkat.
Apakah dengan memiliki toko online maka penjualan pasti meningkat?
Jawabannya: T I D A K !
Toko online hanyalah sarana. Mohon diingat: sarana.
Lebih khususnya, sebagai sarana promosi. Nah, kewajiban pemilik toko online adalah agar sarana promosi ini dapat dikenal secara luas oleh calon konsumen. Bisa percuma punya toko online jika TIDAK ADA orang yang tahu. Untuk itu, perjuangan tidak berhenti sampai dengan ‘mempunyai toko online’. Anda harus promosi! Kalau perlu dapatkan peringkat pertama pada hasil pencarian Search Engine dan Web Directory. Dengan begitu, toko online bisa menjadi senjata yang berguna. Memang untuk di awal, promosi akan memakan biaya dan waktu. Tetapi jika telah terkenal, Anda akan merasakan aliran transaksi yang deras dari toko online Anda. Mau tau contohnya? Ketik saja “toko komputer” pada Google. Nanti Anda akan menemukan toko online yang masuk hitungan ‘terkenal dan menguntungkan’.

Sehingga bisa dibilang, pada kategori ini, toko online akan terbagi:

  • Menguntungkan
  • Tidak menguntungkan

Namun sekali lagi, itu tergantung cara Anda berpromosi.

Nah, berdasarkan kategori-kategori di atas, kita bisa melihat sebuah toko online lebih jelas lagi. Contohnya, misalnya pada Paket Toko Online yang kami tawarkan:

  • 1. Berdasarkan pemiliknya: Bisa dimiliki siapa saja. Tetapi lebih cocok untuk perorangan atau kelompok. Karena memang mudah dan simpel.
  • 2. Berdasarkan Produk yang Dijual: Kami sarankan untuk produk ritel atau eceran. Mengingat paket toko online kami (sementara ) tidak mengenal sistem diskon otomatis
  • 3. Berdasarkan Harga Pembuatannya: Berbayar. Tetapi memang murah. Bandingkan saja
  • 4. Berdasarkan Kegiatan yang Bisa Dilakukan: Pembeli bisa melihat dan berbelanja langsung. Tetapi pembayaran menggunakan COD atau transfer bank. Ini kami pilih untuk menyesuaikan dengan budaya belanja online masyarakat Indonesia, yang sejujurnya, masih relatif konservatif, dan juga supaya lebih aman.
  • 5. Berdasarkan Domain Induknya: Terserah, bisa diletakkan di sub domain atau domain. Kami sarankan untuk Domain sendiri saja. Untuk sub domain bisa, tetapi domain induknya harus milik Anda sendiri.
  • 6. Berdasarkan Target Pasarnya: Orang Indonesia. Karena interface-nya (tampilannya) ‘Indonesia banget’. Bahkan bisa diedit ke bahasa daerah, kalau mau. Tetapi jangan, karena membatasi pasar.
  • 7. Berdasarkan Nasib Toko Online-nya. Nah yang ini lagi-lagi tergantung cara Anda berpromosi.


Senin, 08 Maret 2010

Tugas E - Commerce 1



DIFINISI E-COMMERCE



E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.


Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.


E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.


E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.


Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:

1. Menyediakan harga kompetitif

2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.

3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.

4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.

5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.

6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.

7. Mempermudah kegiatan perdagangan


Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:

* E-mail dan Messaging

* Content Management Systems

* Dokumen, spreadsheet, database

* Akunting dan sistem keuangan

* Informasi pengiriman dan pemesanan

* Pelaporan informasi dari klien dan enterprise

* Sistem pembayaran domestik dan internasional

* Newsgroup

* On-line Shopping

* Conferencing

* Online Banking

Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com, dll.



PERKEMBANGAN E-COMMERCE di INDONESIA

E-Commerce (electronic commerce) merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita.

E-Commerce sendiri didefinisikan sebagai ‘a series of activities that includes Electronic Data Interchange (EDI), Supply Chain Management tools, and Electronic Payment Systems’.


Ecommerce sendiri berasal dari layanan EDI (Electronic Data Interchange), layanan EDI ini telah berkembang sedemikian pesatnya di negara-negara yang mempunyai jaringan komputer dan telepon. Jika sebelumnya kita telah sering menggunakan media elektronik seperti telepon, fax, hingga handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan, sekarang ini, kita dapat menggunakan internet untuk melakukan perniagaan. E-Commerce memiliki beberapa jenis, yaitu:

  • Business to business (B2B): Bisnis antara perusahaan dengan perusahaan lain

  • Business to consumer (B2C): Retail, sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi

  • Consumer to consumer (C2C): Sifarnya lelang (auction)

  • Government: G2G, G2B, G2C, melakukan layanan terhadap perusahaan untuk keperluan bisnis hingga melayani masyarakat

Manfaat E-Commerce :

  • Revenue stream baru

  • Market exposure, melebarkan jangkauan

  • Menurunkan biaya

  • Memperpendek waktu product cycle

  • Meningkatkan customer loyality

  • Meningkatkan value chain

Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net


Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.


Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.


Perkembangan e-Commerce di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.


E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.


Meskipun relatif banyak perusahaan yang sudah memasang homepage, hanya sedikit yang memfungsikannya sebagai sarana perniagaan/perdagangan online. Sebagian besar homepage itu lebih difungsikan sebagai media informasi dan pengenalan produk. Menurut Adji Gunawan, Associate Partner dan Technology Competency Group Head Andersen Consulting, secara umum ada tiga tahapan menuju e-commerce, yakni: presence (kehadiran), interaktivitas dan transaksi. Saat ini, kebanyakan homepage yang dimiliki perusahaan Indonesia hanya mencapai tahap presence, belum pada tahap transaksi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi dan peningkatan pengguna internet di Indonesia akan membuat e-commerce menjadi suatu bisnis yang menjanjikan. Referensi



Daftar Pustaka :